Sabtu, 16 April 2016

Solusi Pemasaran Produk Industri Kerajinan Anyaman Pandan Desa Grenggeng 
dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional


        Di era globalisasi ini, persaingan di bidang ekonomi semakin ketat. Setiap negara terus berlomba meningkatkan ketahanan ekonomi wilayahnya, tak terkecuali Indonesia. Akan tetapi, Indonesia yang tergolong negara agraris mengalami banyak kesulitan dalam mengembangkan perekonomiannya terutama dalam sektor industri. Hal ini disebabkan kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai. Oleh sebab itu, muncullah sebuah inovasi baru dalam mengembangkan industri nasional melalui program industri kreatif berskala kecil dan menengah atau yang sering disebut dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM ini memiliki potensi yang besar dalam peningkatan ekonomi nasional melalui pengembangan potensi daerah tanpa mengabaikan prinsip berkelanjutan, salah satu realisasinya adalah industri kerajinan anyaman pandan di Desa Grenggeng, Kabupaten Kebumen. Akan tetapi, industri yang potensial ini belum mampu memberikan dampak positif yang nyata bagi kesejahteraan masyarakat setempat
      
      Desa Grenggeng memiliki potensi alam yang cukup besar, di antaranya jenis tanah subur seperti alluvial, latosol, podzolik, regosol, asosiasi, glei humus dan alluvial kelabu, asosiasi litosol, serta mediteran coklat (Hidayat Chusnul Chotimah, 2011). Potensi tanah tersebut sangat baik bagi pertumbuhan tanaman pandan. Hal ini akan memberikan dampak postitif pada kualitas dan kuantitas pandan yang dihasilkan dan akan mendukung berkembangnya industri tersebut.


    Selain itu, faktor lain yang mendukung keberhasilan industri anyaman pandan yaitu limbah produksi anyaman pandan dapat dimanfaatkan kembali sebagai kompos yang ramah lingkungan (Sarno, 2013). Kompos yang dihasilkan dari limbah produksi akan sangat menguntungkan baik secara ekonomi maupun secara ekologi. Hal ini tentunya mendukung kelangsungan pertanian sebagai mata pencaharian utama mayoritas penduduk setempat di samping pekerjaan sampingan sebagai pengrajin anyaman pandan.

   Industri anyaman pandan di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen tergolong home industry yang pengerjaannya dilakukan secara manual (hand made) dengan menerapkan prinsip gotong royong. Aktivitas pembuatan kerajinan ini telah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang sebagai mata pencaharian pendukung selain bertani.
 
   Sebenarnya, jika dioptimalkan, industri kerajinan anyaman pandan mampu memberikan dampak positif khususnya bagi perekonomian masyarakat sekitar. Industri kerajinan anyaman pandan mampu memberikan dampak di bidang ekonomi yang terdiri dari adanya penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan angka kemiskinan, penurunan perilaku konsumtif, penguatan solidaritas masyarakat, dan mampu menggerakkan sektor-sektor lain untuk lebih berkembang (Hidayat Chusnul Chotimah, 2011).

   Akan tetapi, pada kenyataannya, industri kerajinan anyaman pandan di desa Grenggeng belum mampu mewujudkan dampak-dampak positif tersebut. Hal ini dibuktikan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Karanganyar masih berada di peringkat 5 terbawah Kabupaten dengan nilai pertumbuhan 0,80% (BAPPEDA Kebumen, 2011).
  Secara umum, belum terwujudnya dampak-dampak positif dari industri kerajinan anyaman pandan disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah program pemerintah yang kurang tepat sasaran, hubungan pemerintah yang kurang dekat dengan para pengrajin, serta kreativitas dan inovasi dalam diversifikasi produk yang kurang berkembang.

   Solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan pemasaran produk kerajinan anyaman pandan di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen adalah melalui metode geo-marketing. Metode geo-marketing adalah integrasi ilmu geografi ke dalam beragam aspek pemasaran, termasuk penjualan dan distribusi. Pendekatan geo-marketing yang digunakan dalam parameter penelitian meliputi routing, territorial planning, dan site selection guna mendapatkan konsumen yang tepat sasaran dengan memperhatikan lokasi produksi dan metode distribusi agar tercipta sistem pemasaran yang efektif dan efisien. (Melih Oztalay, 2010). Geo-Marketing memang berkaitan erat dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam operasinya. Akan tetapi, dalam interpretasi yang lebih luas, geo-marketing tidak hanya membatasi pada lingkup SIG saja, melainkan mencakup semua aspek digital and networking termasuk websearch, mobile marketing, dan social media marketing.


Metode geo-marketing ini dapat diterapkan ke dalam beberapa langkah konkret, diantaranya
1. Mendirikan Sentra Produk Anyaman Pandan Kebumen
    Sentra industri adalah sentra industri kecil yang merupakan sekumpulan kegiatan industri kecil sejenis yang lokasinya mengelompok pada jarak yang tidak terlalu berjauhan (Nomor 16/Permen/M/2006). Melalui pendekatan geo-marketing, dapat didirikan beberapa outlet penjualan yang lokasinya strategis 4
sebagai bagian dari sistem sentra produk anyaman pandan Kebumen setelah dikaji secara mendalam melalui SIG agar mendapatkan konsumen yang tepat sasaran dengan distribusi yang efisien. Sistem yang baik dapat mendatangkan keuntungan yang besar dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas baik dalam bahkan luar negeri.
   Selain itu, sentra industri akan membuat sebuah pintu dalam pemasaran produk kerajinan pandan secara jelas sehingga tercipta standardisasi harga produk yang stabil dan tidak mudah dipermainkan oleh pasar.
2. Shop in map
   Konsumen produk kerajinan anyaman pandan tidak hanya berasal dari satu lokasi tertentu saja, tetapi juga dari berbagai tempat yang berbeda. Untuk mempermudah akses informasi bagi konsumen, shop in map juga dapat dijadikan alternatif promosi dan iklan produk kerajinan anyaman pandan.
  Shop in Map dapat diimplementasikan bersama SIG. Saat ini, telah banyak produk SIG yang dapat dinikmati dengan user interfence yang mudah dan menarik dalam berbagai perangkat komunikasi, contohnya adalah Google Maps, Nokia Maps, Google Earth, dan sebagainya. Implementasi Shop In Map dalam SIG dapat dilakukan dengan pendataan outlet penjualan produk anyaman pandan untuk dicantumkan dalam peta di database SIG. Dengan cara ini, konsumen yang sedang menggunakan layanan peta online dapat mengetahui adanya outlet produk anyaman pandan Kebumen. Di peta tersebut dapat dicantumkan sekilas informasi dan tautan ke website resmi penjualan kerajinan anyaman pandan agar konsumen dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap. Cara ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran produk.
3. Optimalisasi Program “ACI”
   Segala upaya pemasaran tidak akan berhasil tanpa adanya ketertarikan konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Dalam hal ini, produk yang yang dimaksud adalah produk lokal, yakni produk kerajinan anyaman pandan. Melalui program ACI atau Aku Cinta Indonesia, kesadaran masyarakat akan pentingnya cinta produk lokal akan meningkat. Dengan berjalannya program ACI ini, pemasaran produk akan tetap berjalan dengan sendirinya tanpa terbatas hambatan geografis. Pemasaran ini dapat berjalan melalui mulut ke mulut, jejaring sosial, hingga media massa. Dengan optimalisasi program ACI ini diharapkan pemasaran produk mampu meluas hingga taraf nasional bahkan internasional.
  Peningkatan ketahanan ekonomi nasional dalam sektor industri dapat dilakukan dengan program penyuksesan UMKM. UMKM dapat secara fleksibel diterapkan di tingkat daerah sesuai dengan potensi sumber daya alam dan manusianya masing-masing. Akan tetapi, terdapat beberapa kendala yang sering dijumpai dalam operasi UMKM sehingga UMKM tersebut belum menunjukkan dampak positif terhadap perekonomian warga setempat. Di antara beberapa kendala yang timbul dalam operasi UMKM, yang paling menonjol adalah mengenai pemasaran produk. Begitu pula dengan kendala yang dialami industri kerajinan anyaman pandan di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. Meski demikian, masalah pemasaran ini dapat diatasi dengan penerapan konsep Geo-Marketing dalam beberapa solusi, diantaranya dengan mendirikan sentra produk kerajinan anyaman pandan Kebumen, Shop in Map, dan optimalisasi program ACI. Dengan menerapkan solusi ini diharapkan industri kerajinan anyaman pandan Desa Grenggeng mampu berjalan optimal sehingga dapat meningkatkan ketahanan ekonomi wilayahnya secara langsung serta dapat membantu meningkatkan ketahanan ekonomi nasional secara tidak langsung

1 komentar: