Solusi Pemasaran Produk Industri Kerajinan Anyaman Pandan Desa Grenggeng
dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional
Di era
globalisasi ini, persaingan di bidang ekonomi semakin ketat. Setiap negara
terus berlomba meningkatkan ketahanan ekonomi wilayahnya, tak terkecuali
Indonesia. Akan tetapi, Indonesia yang tergolong negara agraris mengalami
banyak kesulitan dalam mengembangkan perekonomiannya terutama dalam sektor
industri. Hal ini disebabkan kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai.
Oleh sebab itu, muncullah sebuah inovasi baru dalam mengembangkan industri
nasional melalui program industri kreatif berskala kecil dan menengah atau yang
sering disebut dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM ini memiliki
potensi yang besar dalam peningkatan ekonomi nasional melalui pengembangan
potensi daerah tanpa mengabaikan prinsip berkelanjutan, salah satu realisasinya
adalah industri kerajinan anyaman pandan di Desa Grenggeng, Kabupaten Kebumen.
Akan tetapi, industri yang potensial ini belum mampu memberikan dampak positif
yang nyata bagi kesejahteraan masyarakat setempat
Desa
Grenggeng memiliki potensi alam yang cukup besar, di antaranya jenis tanah
subur seperti alluvial, latosol, podzolik, regosol, asosiasi, glei humus dan
alluvial kelabu, asosiasi litosol, serta mediteran coklat (Hidayat Chusnul
Chotimah, 2011). Potensi tanah tersebut sangat baik bagi pertumbuhan tanaman
pandan. Hal ini akan memberikan dampak postitif pada kualitas dan kuantitas
pandan yang dihasilkan dan akan mendukung berkembangnya industri tersebut.
Selain itu,
faktor lain yang mendukung keberhasilan industri anyaman pandan yaitu limbah
produksi anyaman pandan dapat dimanfaatkan kembali sebagai kompos yang ramah
lingkungan (Sarno, 2013). Kompos yang dihasilkan dari limbah produksi akan
sangat menguntungkan baik secara ekonomi maupun secara ekologi. Hal ini
tentunya mendukung kelangsungan pertanian sebagai mata pencaharian utama
mayoritas penduduk setempat di samping pekerjaan sampingan sebagai pengrajin
anyaman pandan.
Industri anyaman pandan di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar,
Kabupaten Kebumen tergolong home industry yang pengerjaannya dilakukan secara
manual (hand made) dengan menerapkan prinsip gotong royong. Aktivitas pembuatan
kerajinan ini telah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang
sebagai mata pencaharian pendukung selain bertani.
Sebenarnya, jika dioptimalkan, industri kerajinan anyaman pandan mampu
memberikan dampak positif khususnya bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Industri kerajinan anyaman pandan mampu memberikan dampak di bidang ekonomi
yang terdiri dari adanya penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan
masyarakat, penurunan angka kemiskinan, penurunan perilaku konsumtif, penguatan
solidaritas masyarakat, dan mampu menggerakkan sektor-sektor lain untuk lebih
berkembang (Hidayat Chusnul Chotimah, 2011).
Akan tetapi, pada kenyataannya, industri kerajinan anyaman pandan di desa
Grenggeng belum mampu mewujudkan dampak-dampak positif tersebut. Hal ini
dibuktikan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Karanganyar
masih berada di peringkat 5 terbawah Kabupaten dengan nilai pertumbuhan 0,80%
(BAPPEDA Kebumen, 2011).
Secara umum, belum terwujudnya dampak-dampak positif dari industri kerajinan
anyaman pandan disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah program
pemerintah yang kurang tepat sasaran, hubungan pemerintah yang kurang dekat
dengan para pengrajin, serta kreativitas dan inovasi dalam diversifikasi produk
yang kurang berkembang.
Solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan pemasaran produk kerajinan
anyaman pandan di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen
adalah melalui metode geo-marketing. Metode geo-marketing adalah integrasi ilmu
geografi ke dalam beragam aspek pemasaran, termasuk penjualan dan distribusi.
Pendekatan geo-marketing yang digunakan dalam parameter penelitian meliputi
routing, territorial planning, dan site selection guna mendapatkan konsumen
yang tepat sasaran dengan memperhatikan lokasi produksi dan metode distribusi
agar tercipta sistem pemasaran yang efektif dan efisien. (Melih Oztalay, 2010).
Geo-Marketing memang berkaitan erat dengan Sistem Informasi Geografi (SIG)
dalam operasinya. Akan tetapi, dalam interpretasi yang lebih luas,
geo-marketing tidak hanya membatasi pada lingkup SIG saja, melainkan mencakup
semua aspek digital and networking termasuk websearch, mobile marketing, dan
social media marketing.
Metode
geo-marketing ini dapat diterapkan ke dalam beberapa langkah konkret,
diantaranya
1.
Mendirikan Sentra Produk Anyaman Pandan Kebumen
Sentra industri adalah sentra industri kecil yang merupakan sekumpulan
kegiatan industri kecil sejenis yang lokasinya mengelompok pada jarak yang
tidak terlalu berjauhan (Nomor 16/Permen/M/2006). Melalui pendekatan
geo-marketing, dapat didirikan beberapa outlet penjualan yang lokasinya
strategis 4
sebagai
bagian dari sistem sentra produk anyaman pandan Kebumen setelah dikaji secara
mendalam melalui SIG agar mendapatkan konsumen yang tepat sasaran dengan
distribusi yang efisien. Sistem yang baik dapat mendatangkan keuntungan yang
besar dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas baik dalam bahkan luar negeri.
Selain itu, sentra industri akan membuat sebuah pintu dalam pemasaran
produk kerajinan pandan secara jelas sehingga tercipta standardisasi harga
produk yang stabil dan tidak mudah dipermainkan oleh pasar.
2. Shop in
map
Konsumen produk kerajinan anyaman pandan tidak hanya berasal dari satu
lokasi tertentu saja, tetapi juga dari berbagai tempat yang berbeda. Untuk
mempermudah akses informasi bagi konsumen, shop in map juga dapat dijadikan
alternatif promosi dan iklan produk kerajinan anyaman pandan.
Shop
in Map dapat diimplementasikan bersama SIG. Saat ini, telah banyak produk SIG
yang dapat dinikmati dengan user interfence yang mudah dan menarik dalam
berbagai perangkat komunikasi, contohnya adalah Google Maps, Nokia Maps, Google
Earth, dan sebagainya. Implementasi Shop In Map dalam SIG dapat dilakukan
dengan pendataan outlet penjualan produk anyaman pandan untuk dicantumkan dalam
peta di database SIG. Dengan cara ini, konsumen yang sedang menggunakan layanan
peta online dapat mengetahui adanya outlet produk anyaman pandan Kebumen. Di
peta tersebut dapat dicantumkan sekilas informasi dan tautan ke website resmi
penjualan kerajinan anyaman pandan agar konsumen dapat memperoleh informasi
yang lebih lengkap. Cara ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran
produk.
3.
Optimalisasi Program “ACI”
Segala upaya pemasaran tidak akan berhasil tanpa adanya ketertarikan
konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Dalam hal ini, produk yang yang
dimaksud adalah produk lokal, yakni produk kerajinan anyaman pandan. Melalui
program ACI atau Aku Cinta Indonesia, kesadaran masyarakat akan pentingnya
cinta produk lokal akan meningkat. Dengan berjalannya program ACI ini,
pemasaran produk akan tetap berjalan dengan sendirinya tanpa terbatas hambatan
geografis. Pemasaran ini dapat berjalan melalui mulut ke mulut, jejaring
sosial, hingga media massa. Dengan optimalisasi program ACI ini diharapkan
pemasaran produk mampu meluas hingga taraf nasional bahkan internasional.
Peningkatan ketahanan ekonomi nasional dalam sektor industri dapat dilakukan
dengan program penyuksesan UMKM. UMKM dapat secara fleksibel diterapkan di
tingkat daerah sesuai dengan potensi sumber daya alam dan manusianya
masing-masing. Akan tetapi, terdapat beberapa kendala yang sering dijumpai dalam
operasi UMKM sehingga UMKM tersebut belum menunjukkan dampak positif terhadap
perekonomian warga setempat. Di antara beberapa kendala yang timbul dalam
operasi UMKM, yang paling menonjol adalah mengenai pemasaran produk. Begitu
pula dengan kendala yang dialami industri kerajinan anyaman pandan di Desa
Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. Meski demikian, masalah
pemasaran ini dapat diatasi dengan penerapan konsep Geo-Marketing dalam
beberapa solusi, diantaranya dengan mendirikan sentra produk kerajinan anyaman
pandan Kebumen, Shop in Map, dan optimalisasi program ACI. Dengan menerapkan
solusi ini diharapkan industri kerajinan anyaman pandan Desa Grenggeng mampu
berjalan optimal sehingga dapat meningkatkan ketahanan ekonomi wilayahnya secara
langsung serta dapat membantu meningkatkan ketahanan ekonomi nasional secara
tidak langsung
